Sunday, April 7, 2013

Tahap-tahap asuransi

,
0.  Prospek (Potential Customer)
          Market research, dimana para agen akan bertugas untuk mencari nasabah asuransi

1.  SPAJ ( Surat Permintaan Asuransi Jiwa )                                                                            
             Isi dari SPAJ antara alin sebagai berikut :

-          Index Number
-          Nama
-          Status (keluarga, Perilaku, Pekerjaan)
-          Usia
-          Alamat
-          Premi
-          UP
-          Program

Skema hubungan antara Penanggung, Tertanggung, Pemegang Polis dan Penerima Manfaat dapat digambarkan sebagai berikut:
 
    Aturan :
•Pemegang Polis dapat merangkap sebagai tertanggung
•Tertanggung tidak dapat merangkap sebagai beneficiary
•Pemegang Polis dapat merangkap sebagai beneficiary
Keempat actor tersebut disebut juga insurance interest dimana keempatnya harus memiliki hubungan atau kepentingan.
*) Level untuk penerima manfaat disini adalah bertingkat, artinya jika tertanggung meninggal maka manfaatnya akan diterima oleh istri, jika istrinya meninggal dapat diturunkan ke anaknya, jika anaknya meninggal juga dapat diturunkan kepada omnya.

     2.    Underwriting
Underwriting adalah proses untuk menentukan apakah sebuah permohonan asuransi diterima dan dibawah kondisi apa. Terdiri dari underwriting individual dan kelompok. Underwriting salah satu strategi untk menghindari adanya adverse selection.
Menurut Abbas Salim (2007:113) pengertian underwriting adalah sebagai berikut:
“Underwriting adalah pemilihan risiko yang aman agar perusahaan mendapatkan keuntungan.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa underwriting merupakan kegiatan pengalihan tanggung jawab/risiko (transfer of risk) dari suatu pihak kepada pihak lain yaitu pihak asuransi, yang kemudian bertanggungjawab secara hukum bila terjadi kerugian tertentu di kemudian hari.
Bahan klaim tahun saat itu akan dijadikan untuk bahan underwriting selanjutnya(tahun berikutnya).
Adapun data-data yang yang harus dimiliki oleh bgian underwriting antara lain: data nasabah, tingkat kematian, tingkat suku bunga, alternative tempat investasi, klaim(yang akan dijadikan historis), dan perilaku).

       3.  Pricing dan valuasi (Actuary)
Tahap ini memiliki data-data program asuransi dan cadangan(solvening), yang mana data tersebut akan digunakan untuk mencari tahu besarnya nilai uang yang harus disedakan oleh perusahaan dimasa mendatang untuk membayar tanggungannya.

      4.   Financing dan reporting
*Cadangan
 Penetapan cadangan  menggunakan : Risk Based Capital (RBC) = 120%,
Solvency minimalnya 40%, kemudian digunakan untuk investasi liquid/shortterm
Nb: tidak semua premi terpakai dan premi diakumulasi dalam bentuk cadangan

      5.   Maintenance dan Service
Bagian ini merupakan bagian yang memiliki data-data polis, dan tahap ini dapat dilanjutkan ke proses 2 atau proses 0
Agent vs  Broker
Broker
Agen




1.
Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung (UU No. 2 Th. 92 Psl. 3)
1.
Agen Asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung (UU No.2 Th. 92)




2.
Perusahaan Pialang Asuransi dilarang menempatkan penutupan asuransi kepada perusahaan asuransi yang tidak mempunyai izin usaha dari menteri. (UU No. 2 Th. 92 Psl. 12)
2.
Setiap Agen Asuransi hanya dapat menjadi satu agen dari 1 (satu) Perusahaan Asuransi (UU No. 63 Th.99 Psl. 27)




3.
Perusahaan Pialang Asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha dengan bertindak mewakili Tertanggung dalam rangka transaksi yang berkaitan dengan kontrak asuransi. (UU No. 2 Th. 92 Psl. 5)
3.
Agen Asuransi wajib memiliki Perjanjian Keagenan dengan Perusahaan Asuransi yang diageni (UU No. 63 Th. 99 Psl. 27)




Implikasi
1.       Broker wajib berupa badan usaha dimana agen dapat berupa perorangan ataupan badan usaha. Kepastian bahwa broker wajib merupakan badan usaha diharapkan memberikan suatu tingkat profesionalisme yang lebih baik karena proses yang harus dilalui lebih sulit serta faktor pengawasan baik dari Departemen Keuangan maupun dari asosiasi lebih memberikan suatu tingkat profesionalisme yang lebih baik.
2.       Agen hanya diperbolehkan mengageni sebuah perusahaan asuransi sedangkan broker dapat melakukan penempatan resiko kepada asuransi manapun selama perusahaan asuransi yang ditempatkannya mendapat izin usaha dari Departemen Keuangan. Sehingga broker dapat mencarikan kondisi penutupan yang paling kompetitif secara resmi berdasarkan hukum.
3.       Agen bertindak mewakili penanggung sedangkan broker mewakili tertanggung sehingga broker diharapkan dapat dengan lebih percaya diri bernegosiasi yang terbaik demi tertanggung karena didukung secara hukum.

Read more →

Wednesday, April 3, 2013

Simulasi Asuransi Group Term Life dan Endowment

,


Kelompok Sistem Informasi Asuransi: Ardo Rama Wijaya, Nurul Ardianingsih, Robby Matheus Gultom, Rizka Fajriah, Windy Dwiparaswati

           Prinsip dasar asuransi jiwa adalah harus berdasar pada prakiraan yang akurat tentang mortalita, misalnya rata-rata jumlah kematian yang akan terjadi setiap tahun dalam setiap kelompok usia. Kompilasi statistika dilakukan selama bertahun-tahun akan menunjukkan jumlah dan kapan (usia) orang umummnya diperkirakan meninggal, Hasil kompilasi statistika ini akan menjadi tabel mortalita yang menggambarkan laju kematian setiap usia.

*Term Life Insurance
 Pada Kasus I :
      Terdapat 1090 jumlah wanita dengan rata-rata usia 45 tahun, yang akan diberikan Uang Pertanggungan sebesar Rp 10.000 selama periode 15 tahun dengan pembayaran premi selama 10 tahun. Artinya, akan dihitung selama periode 15 tahun, dari rata-rata usia 45 tahun sampai 59 tahun.

Untuk menghitung premi yang dibayarkan setiap 1 orang per tahunnya adalah :
UP * max. Jmlh probabilitas kematian : (1+min. suku bunga) : jml. Anggota
berarti :
 Rp 10.000 * 9 : (1+0.06) : 1090 = Rp 77.90 /orang per tahun.

Untuk mengetahui probabilitas kematian seseorang dapat dilihat pada Tabel Mortalita Indonesia tahun tertentu, dengan melihat usia seseorang pada tahun tersebut dan jenis kelamin seseorang.
Fungsi f(x) diperlakukan sebagai kewajiban, artinya perusahaan harus menyimpan jumlah uang cadangan sebagai hutang dalam neraca, bukan kekayaan. Uang ini merupakan dana yang disisihkan untuk meyakinkan pemilik polis bahwa terdapat dana tersedia untuk pembayaran manfaat asuransi. 
Sehingga dapat dibentuk tabel seperti berikut :         

      
Keterangan :
Tahun : periode pertanggungan ( dari usia 45-59 tahun)

Probabilitas : Diambil dari tabel mortalita                            
                     
Jumlah Kematian : nilai probabilitas kematiaan * jumlah anggota  
                                                
UP Tertanggung : nilai UP * banyaknya jumlah kematian             
                               
Sisa Anggota : selisih jumlah anggota dengan jumlah kematian    
                                       
Premi : jumlah uang yang harus dibayarkan nasabah kepada perusahaan asuransi per tahun sampai dengan 10 tahun                                                        

Premi terkumpul : jumlah premi*sisa anggota                      
                              
Bunga : jumlah bunga hasil dari investasi premi yang terkumpul

Keuntungan investasi : bunga yang didapat * premi yang terkumpul         
                                   
F(x) : jumlah cadangan yang harus dimiliki perusahaan setiap tahun     
            
F(I) = premi yang terkumpul*bunga                     

F(II) = premi yang terkumpul * F(I)                       

F(y) :sisa cadangan jika perusahaan mengeluarkan UP tertanggung sesuai dengan jumlah probabilitas kematian setiap tahun


*Endowment Insurance (Dwiguna) 
Suatu asuransi dwiguna menjanjikan untuk membayar sejumlah uang bila tertanggung meninggal dalam jangka polis, atau sejumlah uang pada akhir masa pertanggungan bila tertanggung masih hidup. 

Kasus II :
Terdapat 1090 jumlah wanita dengan rata-rata usia 45 tahun, yang mengikuti asuransi selama periode 15 tahun. Jika wanita tersebut meninggal dalam periode 10 tahun, maka akan diberikan Uang Pertanggungan sebesar Rp 10.000 , dan mereka harus membayar uang premi selama periode 10 tahun. Jika wanita tersebut tetap hidup dalam periode 10 tahun, maka akan diberikan 10% dari UP (yaitu sebesar Rp 1.000). Pada tahun ke-12 akan diberikan 20% dari UP, dan tahun ke-14 akan diberikan 30% dari UP. Perhitungan ini akan dihitung selama periode 15 tahun, dari rata-rata usia 45 tahun sampai 59 tahun.
Untuk perhitungan biaya premi, sama dengan kasus I yaitu Rp  Rp 77.90 /orang per tahun

Maka dapat dilihat dari tabel :



  
Keterangan :
Tahun : periode pertanggungan ( dari usia 45-59 tahun)

Probabilitas : Diambil dari tabel mortalita

Jumlah Kematian : nilai probabilitas kematiaan * jumlah anggota

UP Tertanggung : nilai UP * banyaknya jumlah kematian

Sisa Anggota : selisih jumlah anggota dengan jumlah kematian

Premi : jumlah uang yang harus dibayarkan nasabah kepada perusahaan asuransi per tahun sampai dengan 10 tahun

Premi terkumpul : jumlah premi*sisa anggota

Bunga : jumlah bunga hasil dari investasi premi yang terkumpul

Keuntungan investasi : bunga yang didapat * premi yang terkumpul

F(x) : jumlah cadangan yang harus dimiliki perusahaan setiap tahun

F(I) = premi yang terkumpul*bunga

F(II) = premi yang terkumpul * F(I)

F(y) : sisa cadangan jika perusahaan mengeluarkan UP tertanggung sesuai dengan jumlah probabilitas kematian setiap tahun dan mengeluarkan uang pertanggungan untuk yang masih hidup


Read more →

Saturday, March 30, 2013

Cadangan Klaim pada Perusahaan Asuransi

,

Perusahaan Asuransi terutama untuk asuransi jiwa harus memiliki cadangan yaitu cadangan claim. Cadangan klaim adalah dana yang harus disediakan oleh pihak perusahaan yang akan digunakan untuk membayar kerugian. Karena pada suatu titik tertentu aka nada nasabah yang mengajukan klaim tersebut. Terdapat 2 macam grafik yang dapat menggambarkan cadangan klaim.

Berikut ini merupakan contoh grafik dari cadangan klaim :

Grafik 1

Pada gambar diatas dapat terlihat , Cadangan Klaim akan semakin naik atau bertambah seiring berjalannya tingkat resiko kematian(waktu).  Dari waktu 0 tahun sampai tahun ke 10 merupakan waktu yang digunakan untuk mengumpulkan premi dimana premi tersebut akan digunakan untuk investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Setelah waktu pengumpulan premi selesai ditahun ke-10, maka dari tahun ke-10 hingga tahun ke-15 hasil investasi dapat diperoleh. Untuk mengetahui/memperoleh cadangan klaim, maka perusahaan harus menentukan beberapa hal yang harus dihitung terlebih dahulu diantaranya sebagai berikut :

1.  Besarnya jumlah premi (Rp)
2.  Besarnya dana yang harus disediakan untuk investasi (Rp)
3.  Lamanya waktu yang disediakan untuk membayar premi tersebut.

Grafik 2

  Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa jika seseorang (“A”) mengikuti asuransi pada usia 40 tahun dan diasumsikan masa asuransinya mencapai 15 tahun kedepan, maka dapat diperkirakan bahwa usia yang dianggap sebagai tahun resiko (kematian) adalah tahun ke 10 sampai tahun ke 15. Sedangkan dalam hal ini pada tahun ke 0 sampai tahun ke 10 atau dari “A”  berusia 40 – 50 tahun, “A” harus membayarkan premi setiap tahunnya. Dan dari tahun ke 0 sampai tahun ke 15, jika “A” mengalami resiko tersebut maka “A” akan mendapat UP pada masa tersebut.  Jika pada  tahun ke-12  “A” masih hidup maka UP yang akan diberikan kepada “A” diasumsikan bertambah  sebesar 20%, jika sampai tahun ke-14 masih hidup, maka UP sebesar 30%.
Pada Grafik tersebut tipenya terdapat 2 jenis, yaitu grup dan personal. Pada grafik tipe grup, untuk menentukan usia yang akan digunakan sebagai patokan adalah rata-rata usia dari nasabah dalam grup tersebut. Tetapi jika grafik digunakan untuk personal maka usia yang diambil hanya usia nasabah itu sendiri.


Adapun informasi yang harus diketahui oleh perusahaan asuransi, yaitu :

1.   Suku bunga, suku bunga beragam besarnya diantaranya jika tabungan:
·        1 – 20 M = 8%
·        11 – 25 M = 8,5%
·        25 – 50 M = 9%
·        >50 M  = 11%

2.  Paket Asuransi, yaitu antara grup atau personal

Ilustrasi :

Terdapat 10 peserta dalam 1 grup, masing- masing peserta harus membayarkan preminya sebesar Rp. 500rb/thn, maka UP yang dipersiapkan adalah sebesar Rp. 5 jt.

                 

Uang yang masuk ke perusahaan untuk investasi antara  lain perhitungannya adalah sebagai berikut :

Jika dari tahun ke 1 – 10 ada yang meninggal, maka fungsinya “ F(X)” langsung dikurangi saja dengan tingkat resikonya, contoh : F(I) = 500rb/org – resiko
Resiko disini adalah probabilitas  tingkat kematian
Jadi asumsinya, resiko = 1/1000 x UP .

                           

Skema pembentukan cadangan klaim:




Grafik Cadangan GTL adalah sebagai berikut :













Read more →

Friday, March 8, 2013

ASURANSI

,
       Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.


Asuransi terjadi jika ada kesepakatan didalamnya, untuk salah satu contoh  kasus kematian kesepaaktan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut : Jika jangka waktu yang digunakan adalah selama 1 tahun, dan diasumsikan dalam waktu 1 tahun tersebut ada dari salah satu anggota meninggal dunia. Maka uang yang terkumpul dari masing-masing anggota adalah total Rp. 100.000, tetapi yang akan diberikan kepada anggota yang meninggal (sebagi santunan) adalah sebesar Rp.22.000 (Uang pertanggungan). Jika uang pertanggungan teah diberikan, maka SITI akan tetap mendapat hasil sebesar Rp. 84.000. Tetapi jika tidak ada anggota yang meninggal maka terdapat dua kemungkinan yaitu uang Rp. 100.000 tersebut akan diberikan SITI( sebagai pengelola uang asuransi tersebut) atau uang tersebut akan dibagikan kepada masing-masing anggota, kedua  harus kemungkinan tersebut harus disepakati sejak awal. Dan jika uang premi dibagikan kepada setiap anggota, maka besarnya adalah Rp. 5000/anggota, tetapi SITI akan tetap mendapat hasil yaitu sebesar Rp 34.000. 


Istilah :
·         Aktuaris : istilah yang digunakan untuk proses penentuan jumlah premi sampai memperoleh hasil jumlah uang pertanggungan(UP)
·         Underwriting : istilah yang digunakan untuk proses dari awal pengecekan probabilitas sampai mendapat hasil prosentase dari probabilitas tersebut.

Adapun yang menjadi salah satu faktor penting yang harus dipikirkan oleh persahaan asuransi, yaitu tentang probabilitas nasabah yang akan diasuransikan jiwa/harta bendanya. Misalkan probabilitas untuk kematian memiliki beberapa pertimbangan untuk mendapatkan hasil prosentasenya, antara lain: Usia, ekonomi, pola hidup, kesehatan, jenis kelamin, hobi, pekerjaaan,culture (lebih mengarah ke keagamaan).

Dalam asuransi semua hal harus diperhitungkan, dan hal-hal tersebut dapat diukur dari :
1.      Future Value (FV) vs Present Value (PV)
Dimana FV merupakan nilai yang akan diperoleh oleh anggota dimasa yang akan datang, dan nilai tersebut akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu karena adanya pertambahan suku bunga. Sedangkan PV merupakan nilai awal/saat ini ketika anggota baru memulai asuransi, nilai tersebut juga disebut sebagai Pokok (P). Adapun cara perhitungan untuk memperoleh FV dan PV adalah sebagai berikut :

                                                Keterangan :
                                               P : Pokok
i : Bunga
n : Jangka Waktu

          
2.      Hitung mortalitas (tingkat resiko)
3.      Biaya Operasional (Untuk Pemegang asuransi)
Biaya Operasional dihitung dari prosentase tertentu dari mortalita (dalam asuransi disebut Loading Factor)

Pada Negara tertentu terdapat 2 yaitu :
·         Below the line, yang berarti harus meningkatkan kemampuan ekonomi
·         Makmur, yang berarti harus menjaga kemakmuran ekonomi

        Kemakmuran ekonomi yang disebut diatas adalah merupakan suatu nilai/value(Rp /$), Value tersebut diperoleh dengan dpengukuran yang dibandingkan dengan tingkat resiko yang muncul. Dalam perkembangan asuransi terdapat 3 macam jenis asuransi yaitu :

1.      Asuransi Jiwa (Life Insurance)
Pada jenis asuransi ini, jenis lini bisnisnya antara lain:
·         Jiwa berjangka (Term Life)
      Bisnis jiwa berjangka berarti jika anggota meninggal maka akan mendapat uang Pertanggungan (UP), tetapi jika tidak meninggal anggota tersebut tidak mendapat apapun.
·         Endowment
   Bisnis jenis Endowment ini adalah kebalikan dari bisnis jiwa berjangka, dimana jika anggota meninggal maka tidak akan mendapat apapun,  tetapi jika tidak meninggal anggota tersebut akan mendapat Uang Pertanggungan.
·         Dwiguna
     Bisnis jenis Dwiguna ini berbeda dengan 2 jenis bisnis diatas, dimana jika anggota mati akan mendapat UP namun jika masih hiduppun anggota akan diberikan UP pula.

2.      ReAsuransi
3.      Asuransi Harta benda (General)
Pada jenis asuransi ini, line bisnisnya meliputi :
·         Mobil
·         Property
·         Resiko Bisnis (Failed/tertipu)

Untuk Asuransi jiwa yang diasuransikan dapat berupa hidup atau mati, untuk Reasuransi yang dapat diasuransikan adalah asuransi jiwa / asuransi harta benda tetapi yang menjadi nasabah reasuransi adalah perusahaan asuransi bukan masyarakat biasa, sedangkan unutk asuransi general yang diasuransikan adlah harta benda berdasar kerugian yang dialami.
Terdapat 1 produk yang dapat dilakukan oleh life insurance dan general insurance yaitu Health & Personal Accident.

Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat beberapa prinsip yang digunakan dalam mengikuti asuransi, antara lain:
  •    Nilai Ekonomi
  •    Perjanjian
  •   Resikonya terukur
  •  Kesamaan
  •  Beneficiary (penerima manfaat)
  • Tertanggung
  • Insurable Intersest (Kepentingan asuransi)


Dan prinsip utama yang digenggam dalam mengikuti asuransi adalah untuk memperoleh benefit bukan profit.

Ilustrasi antara Pemegang polis, tertanggung dan beneficiary adalah sebagai berikut:


      Aturan :
·         Pemegang Polis dapat merangkap sebagai tertanggung
·         Tertanggung tidak dapat merangkap sebagai beneficiary
·         Pemegang Polis dapat merangkap sebagai beneficiary
Secara prinsip, yang harus dilakukan oleh perusahaan asuransi dalam proses bisnisnya adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki Data Nasabah
Data tersebut dapt digunakan untuk penutupan/ menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk pertanggungan hidup dan dapat juga digunakan untuk klaim
b.      Tabel resiko
Semakin banyak anggota ikut asuransi maka resiko yang akan diterima semakin kecil
c.       Data Investasi

Tambahan :
          Seiring berjalannya waktu/periode maka jumlah premi harus semakin bertambah/naik, dimana premi tersebut akan digunakan untuk membayar Uang Pertanggungan. Premi tersebut juga dialokasikan dalam bentuk Cadangan Solvabilitas( wajib dilakukan oleh setiap perusahaan asuransi). Namun, dalam UU, Cadangan Solvabilitas disebut sebagai Risk Based Capital dengan besar 120% yang ditanggung oleh premi dan investasi capital. Grafiknya dapat dilihat dibawah ini :

Read more →

Analisis Jurnal tentang SI Asuransi dan Agen Asuransi

,

Judul   : Customers’ Perception towards Service Quality of Life Insurance Corporation of India: A Factor Analytic Approach
Penulis : Dr. H. S. Sandhu dan Ms. Neetu Bala
Nama Jurnal : International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 18; October 2011

Analisis
Pada jurnal tersebut membahas tentang kualitas layanan yang telah menjadi sangat berperan co-efisien dalam pemasaran kompetitif agresif. Untuk keberhasilan dan kelangsungan hidup dalam lingkungan yang kompetitif saat ini, memberikan kualitas layanan kepada para pelanggannya adalah sangat penting untuk setiap usaha ekonomi. Meskipun, dengan menyediakan layanan berkualitas kepada pelanggan, Perseroan dapat membedakan dirinya dari perusahaan jasa lainnya dan akan mampu meningkatkan profitabilitas. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengukur pelanggan "persepsi terhadap kualitas pelayanan Asuransi Jiwa Corporation India dengan menerapkan kerangka kerja yang dikembangkan oleh Sureshchandar et al. (2001). Selain itu, studi ini juga mengidentifikasi hubungan antara masing-masing dimensi pelayanan yang dihasilkan kualitas dan pelanggan "evaluasi keseluruhan kualitas layanan di India.
Penelitian dan Pengaturan Peserta Penelitian dilakukan pada Korporasi Asuransi Jiwa "pelanggan yang berlokasi di kota-kota besar, yaitu, Amritsar, Jalandhar, dan Ludhiana, di Punjab, keadaan progresif India. Sebuah sampel dari 450 pelanggan diangkat yang didekati secara pribadi di tempat kerja dan tempat tinggal. Dari total, 337 benar menyelesaikan kuesioner dalam segala hal, menghasilkan tingkat tanggapan sekitar 75 persen, kemudian digunakan untuk tujuan analisis. Untuk memilih sampel, non-probabilistik kenyamanan teknik sampling yang digunakan.
Dalam penelitian tersebut, lima faktor model struktur seperti yang diusulkan oleh Sureshcahandar et al. (2001) telah disempurnakan untuk tujuh faktor membangun mewakili Proficiency, Media dan presentasi, keunggulan fisik dan etis, Layanan proses pengiriman dan tujuan, Keamanan dan dinamis operasi, Kredibilitas, dan Fungsi. Diantara faktor-faktor ini, yaitu tiga, Kemahiran,. Keunggulan fisik dan etika, dan Fungsi memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas layanan secara keseluruhan Corporation Asuransi Jiwa dari India.
Dalam beberapa layanan struktur lima-faktor Sureshchandar et al. (2001) perlu adaptasi yang cukup besar dan item yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan harus mencerminkan pengaturan layanan tertentu dalam penyelidikan, yang mungkin memerlukan penambahan atau penghapusan beberapa item yang diperlukan. Peneliti dan praktisi yang menerapkan lima faktor ke pasar asuransi jiwa secara umum khususnya di India harus kembali mengevaluasi instrumen pengukuran.

------------------------------------------------------------------------------------------------

Judul               : Factors Influencing Agents Retention In Insurance Industry: A Survey Of Selected Insurance Companies In Nairobi (Kenya).
Penulis             : Omboi Bernard Messah
Nama Jurnal    : Journal of Economics and Sustainable Development
ISSN 2222-1700 (Paper) ISSN 2222-2855 (Online)
Vol.2, No.3

Analisis
Pada analisis jurnal kali ini, jurnal yang akan dibahas adalah tentang keagenan pada perushaan asuransi. Industri asuransi jiwa telah menderita untuk waktu yang lama sekarang dari tingginya tingkat pergantian dari agen. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi retensi agen dalam perusahaan besar asuransi di Nairobi. Penelitian difokuskan pada perusahaan jaminan yang dipilih di Nairobi pada basis volume usaha yang dilaporkan di tiga perusahaan yang dipilih sebagai lawan kecil volume bisnis yang dilaporkan mingguan melalui lembaga negara atas perusahaan yang sama.
Penelitian tersebut hanya berkonsentrasi pada Perusahaan Investasi America British didirikan pada tahun 1920, Pan jaminan hidup Afrika didirikan pada tahun 1945 dan kehidupan CFC didirikan pada tahun 1964 sebagai ALICO (Perusahaan Asuransi Jiwa Amerika). Adapun yang menjadi tujuan utama dari penelitian tersebut  adalah untuk menentukan faktor yang mempengaruhi retensi agen dalam industri  asuransi dengan penekanan yang besar pada asuransi jiwa. Selain itu penelitian ini juga dipandu oleh enam tujuan tertentu, yaitu pengaruh demografi sosial, pengaruh pengetahuan produk, pengaruh kondisi kerja, pengaruh strategi sumber daya, modus pengaruh remunerasi dan pengaruh pelatihan dan pembangunan.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif survey. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif teknik data primer dan sekunder. Populasi sampel untuk penelitian terdiri dari 129 responden yang dipilih dari Target populasi 1.000 responden mungkin menggunakan stratified random sampling. Data adalah dikumpulkan dengan menggunakan drop dan metode memilih.
Dari hasil penelitian tersebut  telah ditetapkan  bahwa, penggunaan komisi sebagai modus pengupahan agen, kondisi kerja tidak mempengaruhi retensi negatif  agen, namun pelatihan dan pengembangan, demografi sosial, pengetahuan produk dan strategi sumber daya ditemukan keluar menjadi faktor kunci.
 Penelitian tersebut telah merekomendasikan bahwa untuk industri asuransi harus menggunakan lebih banyak sumber daya dalam melatih dan mengembangkan agen mereka dan juga memperbaiki strategi  sumber daya.




Read more →