Saturday, November 27, 2010

MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

,
1. MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF

A.PENGERTIAN MASYARAKAT


Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :

1.R.Linton : masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu
2.MJ.Herkovits : masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3.J.L.Gilian : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil
4.S.R.Steinmetz : masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5.Hasan Sadily : masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.

Kelompok manusia yang belum terorganisasikan mengalami proses yang fundamental, yaitu:

a.Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota
b.Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau I esprit de cerpa

Dari uraian tersebut masyarakat mempunyai arti sempit dan luas. Dalam arti yang luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan ,bangsa dan sebagainya. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu ,misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

Masyarakat juga harus memiliki syarat-syarat ,antara lain :

a.Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
b.Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu
c.Adanya aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama

Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam :
1.masyarakat paksaan, misalnya Negara, masyarakat tawanan, dan lain-lain
2.masyarakat merdeka, yagn terbagi dalam :

a.masyarakat nature, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti gerombolan, suku, yagn bertalian dengan hubungan darah atau keturunan
b.masyarakat kultur, yaitu masyarakat yang terjadi karena kepentingan keduniaan atau kepercayaan, misalnya koperasi, kongsi perekonomian, gereja dan sabagainya

B.MASYARAKAT PERKOTAAN


Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih dikenakan pada sifat-sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :

1.kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2.orang kota paa umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu
3.pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
4.kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
5.interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
6.pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
7.perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.

C.PERBEDAAN DESA DAN KOTA


1.jumlah dan kepadatan penduduk
2.lingkungan hidup
3.mata pencaharian
4.corak kehidupan sosial
5.stratifikasi sosial
6.mobilitas sosial
7.pola interaksi sosial
8.solidaritas sosial
9.kedudukan dalam hierarki administrasi nasional

Perbedaan paling menonjol adlah pada mata pencaharian. Kegiatan uatam penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang agraris.sedangkan kota merupakan pusat kegiatan sector ekonomi tertier yaitu bidang pelayanan jasa. Jadi kegiatan di desa adalah mengolah alam untuk memperoleh bahan-bahan mentah, baik kebutuhan pangan ,sandang maupun lain-lain bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Sedangkan kota mengolah bahan-bahan mentah yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera dikonsumsikan.

2. HUBUNGAN DESA DAN KOTA


Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yagn juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatn untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti pulau jawa.Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui intensifikasi budi daya dibidang ini Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah pengangguran.

3. ASPEK POSITIF DAN NEGATIF

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan dicerminkan dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

a.Wisma : unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini menghadapkan

1.dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
2.memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan

a.Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
b.Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
c.Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
d.Penyempurna : unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas umum
Kelima unsure pokok ini merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan kualitasnya kemudian dirinci didalam perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang spesifik untuk kota tersebut pada saat sekarang dan masa yang akan datang.

fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :

a)Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c)Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d)Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .

Rumusan pengembangan kota tergambar dlam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut:

1.Menekan angka kelahiran
2.Mengalihkan pusat pembangunan pabrik ke pinggiran kota
3.Membendung urbanisasi
4.Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relative rendah
5.Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota kecil atau desa yang telah ada disekitar kota besar
6.Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan

Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

4. MASYARAKAT PEDESAAN


Menurut Sutardjo Kartohadikusuma desa adalah suatu kesatuan hokum dimana tempat bertinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H.Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan cirri-ciri sebagai berikut :

a.Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
b.Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan
c.Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :

a.Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
b.Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
c.Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
d.Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat, dan sebagainya

B.HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN


Didalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa didalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan social.

Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala social yang sering diistilahkan dengan :
a.Konflik (pertengkaran)
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan,dsb.

b.Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan, psikoligi atau dalam hubungannya dengan guna-guna. Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

c.Kompetisi (persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adlah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini.oleh karena itu wujud persaingan bisa positif dan negative. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi. Sebaliknya yang negative bila persaingan ini berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah, hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya menambah ketegangan dalam masyarakat.

d.Kegiatan pada masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas bahwa masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adlah sebaliknya.karena pada umumnya masyarakat sudah bekerja keras.

C. SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA

Sistem nilai budaya petani di Indonesia antara lain sebagai berikut :

a.Para petani di Indonesia pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk. Tetapi ia wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha dan ikhtiar.
b.Mereka beranggapan bahwa orang kerja itu untuk hidup, dan kadang untuk mencapai kedudukannya.
c.Mereka berorientasi pada masa ini, kurang memperdulikan masa depan, mereka kurang mampu untuk itu.
d.Mereka menganggap alam itu tidak menakutkan bila ada bencana alam itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali.
e.Danuntuk menhadapi alam mereka cukup hidup dengan bergotong royaong ,mereka sadar bahwa dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.


D. UNSUR-UNSUR DESA


Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta pengguanaannya, termasuk juga unsure lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan mesyarakat desa.
Ketiga unsure ini tidak lepas satu sama lain ,artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan.

E. FUNGSI DESA


Pertama dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai daerah pemberian bahan makanan pokok dan bahan makanan lain yang bersal dari hewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industry, desa nelayan, dsb.

Masyarakat Indonesia pada umumnya dapat disimoulkan sebagai berikut :
1.Homogenitas social
2.Hubungan primer
3.Control social yang ketat
4.Gotong royong
5.Ikatan social
6.Magis religious
7.Pola kehidupan

5. URBANISASI DAN URBANISME

Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota
Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung pada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu:
- Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
- Bertambahnya penduduk kota yng disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa

Secara umum sebab-sebab urbanisasi adalah sebagai berikut :

1. daerah yg termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota
2. tempat tesebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan / perniagaan
3. timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksi barang maupun jasa


6. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN


1.Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.

2.Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.

3.Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.

4.Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.

5.Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.

6.Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.

7.Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara masyarakat desa dan kota:
•pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengandi desa.
•pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
•masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
•ketentuan kasta dan contoh perilaku.

8.Mobilitas Sosial
Mobilitas berkaitan dgn perpindahan yg disebabkan oleh pendidikan kota yg heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
•banyak penduduk yg pindah kamar atau rumah
•waktu yg tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
•bepergian setiap hari di dalam atau di luar
•waktu luang di kota lbih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial.
•masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
•dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif

9.Pengawasan Sosial.
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lbh menyangkut masalah pelanggaran

10.Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota

11.Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian

12.Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masingmasing faktor yang berbeda

13.Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.

0 comments to “ MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN ”

Post a Comment