Judul :
Term Structure Examination of
Indonesian Money Market: Some Efficiency Issue
Penulis : Anggoro Budi Nugroho
Nama Jurnal :
The Asian Journal of Technology Management Vol. 4 No. 2 (2011): 99-108
Pada jurnal tersebut
telah dibahas tentang efisiensi struktur jangka waktu Indonesia sebagaimana
yang telah diberlakukan oleh Bank Sentral negara tersebut. Pada umumnya, Angka
Bank Indonesia(BI) memiliki beberapa macam variasi dari 30 hari,60 hari, dan
180 hari, yang biasanya dinyatakan sebagai biaya plain vanilla pembiayaan
utang antar bank tergantung pada panjang waktu. Risiko ketidakpastian
menyebabkan pasar utang untuk bekerja tidak efisien, sehingga terjadi pergeseran
jangka panjang premium. Jika pasar utang efisien, hari ini jangka panjang suku
bunga sebagai biaya modal adalah objektif prediktor kepentingan jangka waktu
tertentu di masa depan.
Dalam penelitian, Jangka pendek suku
bunga bukanlah prediktor terbaik dari jangka menengah ketika adanya bukti bahwa
terdapat kointegrasi antara 30hari dan 90 hari BI rate. Namun, pada
kenyataannya hasil uji statistic yang dilakukan mengatakan bahwa ada hubungan jangka
pendek dan jangka panjang dalam Angka BI, hal tersebut dibuktikan dengan
kointegrasi antara 30 hari dan 180 hari suku bunga BI.
Untuk melakukan penelitian tersebut,
maka digunakan metodologi serta data yang merujuk pada perilaku atau pergerakan
suku bunga di pasar keuangan. Hal
tersebut dilakukan karena asset yang banyak terkait adalah dengan suku bunga
(mis: kredit dan pinjaman). Selain itu, eksplorasi
juga perlu dilakukan dengan menggunakan kointegrasi seperti Vector
Autoregressive (VAR) dan Error Corection Method (ECM).
Hasil dari penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa meskipun ada hubungan antara suku bunga variable, struktur
waktu masa depan mereka tidak dapat diprediksi dengan menggunakan jangka pendek
30 hari. Hal tersebut berarti bahwa pasar praktisi atau investor, rentenir dan
deposan pada khususnya akan masih harus lebih berhati-hati dalam mengharapkan
kemungkinan tingkat pergerakan masa depan. Dalam kebijakan masyarakat, Bank
Indonesia harus lebih meningkatkan kebijakan target suku bunga, sehingga dapat
terhindar dari resiko dan dapat menyerap informasi secara efisien.